Bahan itu adalah senyawa mycosporine.
Selama ini kita kerap menggunakan losion tabir surya untuk melindungi kulit
dari bahaya sinar UV yang terkandung dalam sinar matahari.
Losion tabir surya yang bisa dibeli di toko farmasi mengandung bahan yang
dapat menangkal dua jenis sinar berbahaya dari Matahari, yakni sinar UV-A dan
UV-B. Sinar UV-A adalah sinar yang memiliki gelombang lebih panjang dari sinar
UV-B, dan biasanya menjadi faktor penyebab kanker. Namun, penggunaan losion
tabir surya dinilai tak aman jika digunakan terus menerus, karena diduga
memiliki kandungan yang dapat merusak sistem jika masuk ke dalam tubuh.
Berangkat dari kekhawatiran tersebut, sejumlah ilmuwan mencari bahan yang
aman untuk digunakan sebagai pelindung kulit dari radiasi sinar UV, tanpa
adanya risiko membahayakan kesehatan kulit manusia.
Dalam laporan studi yang dimuat di jurnal ACS Applied Materials &
Interfaces, dijelaskan bahwa akhirnya para ilmuwan dan peneliti berhasil
menemukan mycosporine, senyawa alami yang mampu menangkal kedua gelombang sinar
UV. Senyawa ini mampu menahan sinar UV-B 192% lebih efektif dibandingkan losion
tabir surya yang dijual sebelumnya.
Dengan keunggulan mycosporine tersebut, tabir surya berbahan mycosporine ini
dinilai sebagai yang terbaik yang bisa digunakan. Peneliti juga menciptakan
film berbahan perancah polimer yang mengandung mycosporine untuk digunakan
sebagai pelindung pakaian dan perabotan outdoor yang bisa rusak jika terlalu
lama terekspos sinar matahari.
Para ilmuwan berharap, losion tabir surya berbahan mycosporine dapat segera
dipasarkan untuk bisa digunakan pada kulit manusia. Meski Badan Pengawas Obat
dan Makanan AS , FDA sebelumnya dinilai lambat untuk mengeluarkan izin
peredaran losion tabir surya, para ilmuwan percaya bahwa izin penggunaan losion
berbahan mycosporine ini bisa segera didapat, mengingat bahan pembuatnya yang
alami dan bisa didapat di lingkungan sekitar.
(Difa Restiasari. Sumber: Popsci)
0 komentar :
Posting Komentar