Kebanyakan orang memang tidak mengenali gejala-gejala stroke sehingga pengobatan jadi terlambat.
Stroke merupakan penyakit lima besar
penyebab kematian di dunia. Kerusakan otak akibat berhentinya aliran
darah ke otak sebenarnya bisa diminimalkan jika diatasi dengan segera.
Sayangnya, kebanyakan orang memang tidak mengenali gejala-gejala stroke
sehingga pengobatan jadi terlambat.
Setelah satu menit stroke,
otak akan kehilangan 1,9 juta sel. Dalam satu jam jika stroke tak
diatasi, setara dengan proses penuaan otak selama 3,5 tahun. Makin lama
stroke tidak ditangani, makin besar risiko penderitanya mengalami
gangguan bicara, kemampuan berpikir, atau perubahan perilaku.
Berikut adalah 5 tanda stroke yang sering diabaikan.
1. Penglihatan ganda
Gangguan
penglihatan, seperti penglihatan ganda, samar, atau kehilangan
penglihatan, bisa jadi tanda stroke. Namun, biasanya orang menganggapnya
sebagai efek kelelahan atau penuaan. Terhambatnya pembuluh darah bisa
mengurangi jumlah oksigen ke mata sehingga penglihatan pun terganggu.
2. Tangan kebas
Jika
Anda terbangun dari tidur siang dan bagian lengan atau kaki tiba-tiba
kebas, biasanya kita mengira penyebabnya adalah saraf yang tertekan saat
tidur.
Jika bagian tubuh atau wajah Anda mendadak kebas,
segeralah ke rumah sakit. Penurunan aliran darah ke arteri mulai dari
tulang belakang sampai belakang kepala bisa menyebabkan rasa kebas atau
kelemahan pada satu bagian tubuh.
3. Lidah cadel
Beberapa
jenis obat, misalnya pereda nyeri, memang dapat menyebabkan lidah
sedikit cadel. Tetapi, kesulitan berbicara atau ketidakmampuan memahami
ucapan orang lain secara mendadak perlu diwaspadai sebagai gejala
stroke.
4. Kehilangan keseimbangan
Berkurangnya
sirkulasi darah ke otak juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
tubuh. Waspadai jika Anda mendadak sulit berjalan, pusing hebat,
hilangnya koordinasi kaki, atau kehilangan keseimbangan.
5. Sakit kepala
Nyeri
kepala hebat secara mendadak paling sering diabaikan. Namun, ini bisa
jadi adalah gejala stroke. Segeralah ke rumah sakit, jika ternyata bukan
stroke, tak ada ruginya melakukan tindakan pencegahan.
(Lusia Kus Anna/Sumber: Kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar