THE ONLY WAY
To Do Great Work
Is To Love, What You Do.
Home » » TANAH, KULIT BUMI YANG HIDUP

TANAH, KULIT BUMI YANG HIDUP

Written By Unknown on 30 Mar 2012 | 09.42


Tanah adalah lapisan padat terluar dari Planet Bumi.
Lapisan tipis yang hidup ini memiliki ketebalan beberapa
centimeter sampai [meskipun jarang] lebih dari dua atau
tiga meter, namun demikian sangat mempengaruhi
aktivitas di permukaan Bumi. Tanah sangat vital untuk
mendukung kehidupan. Tanah menjadi wahana jelajah
akar; menyediakan air, udara dan unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan. Tanah merupakan rumah bagi
jutaan mikroorganisme yang melakukan berbagai
aktivitas biokimia, seperti pengikatan nitrogen dari udara
sampai pelapukan bahan organik, juga merupakan
tempat bagi mikro dan mesofauna – termasuk cacing
tanah, semut dan rayap yang memakan akar tanaman,
organisme lain dan bahan organik. Biodiversitas tanah
yang lebih lengkap dijumpai di dalam tanah, bukan di
atasnya.
1. Berbeda tempat – berbeda jenis tanah
Tanah beragam dari satu tempat ke tempat yang lain –
tidak secara acak tetapi secara sistematis, tanah di
daerah tundra berbeda dengan tanah tropika, tanah di
daerah yang terjal berbeda dengan tanah dataran, dan
tanah bervariasi dalam jarak yang pendek. Jika kita
berjalan dari puncak bukit menuju ke lembah, kita akan
menjumpai tanah dengan bentuk dan sifat yang berbeda
demikian juga kemampuannya untuk digunakan misalnya
sebagai lahan budidaya tanaman atau untuk membangun
jalan dan rumah. Keragaman ini mencerminkan posisi
yang unik bagi tanah dibandingkan dengan komponen
Planet Bumi lainnya – tanah adalah penghubung antara
atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer.
2. Tanah – Sumber daya alam yang rapuh


Tanah sangat rapuh. Gangguan dan kerusakan yang paling besar terhadap tanah
disebabkan oleh manusia. Ini bukan fenomena baru karena kerusakan tanah telah
terjadi sejak zaman peradaban awal di Lembah Tigris and Eufrat. Ancaman paling
besar adalah erosi tanah yang dapat berakibat tanah hilang tererosi meninggalkan
batuan yang belum lapuk. Erosi tanah terjadi akibat pengelolaan lahan yang buruk,
misalnya mengolah tanah di lahan yang curam. Tanah merupakan suatu sistem
yang tangguh karena mampu mengurai bahan pencemar sehingga menjadi kurang
berbahaya. Kemampuan menetralkan bahan-bahan ini membuat tanah sebagai
tempat penampungan limbah (organik dan anorganik). Jika bahan yang diberikan
melebihi kapasitas penguraian tanah, tanah tersebut akan rusak, dan akibatnya
aktivitas biologi juga berkurang. Gangguan paling serius bagi tanah adalah
penutupan oleh bangunan dan infrastruktur. Ini sangat lazim dijumpai di berbagai
negara industri. Sekali tanah ditutup oleh aspal atau bangunan, tanah tersebut
sudah hilang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Tanah – perlunya informasi yang terpercaya
Sekarang ini dengan mudah kita dapat mengakses data terkini tentang lapisan
bumi dari hari ke hari sejalan dengan meningkatnya ketersediaan informasi dari
sensor-sensor di angkasa ataupun luar angkasa, juga dengan tersedianya perangkat
lunak dan kapasitas komputer yang lebih canggih. Sekarang kita tidak terlalu
bergantung kepada informasi yang dikumpulkan zaman dahulu yang cuma
tersedia dalam bentuk peta yang dicetak atau laporan-laporan. Informasi baru ini
dihubungkan dengan perkembangan model-model iklim dan permukaan bumi telah
memungkinkan ilmuwan tanah dapat membuat keputusan mengenai perubahan
tata guna lahan dan dampaknya, serta memantau dan memperkirakan dampak dari
tindakan manusia terhadap tanah. Ilmuwan tanah menyediakan kalibrasi di
lapangan terhadap model dan pengujian hasil dari model tersebut, dan dengan alat
baru ini kita dapat mengarahkan perkembangan lahan dan mencegah kerusakan
tanah.
SHARE

About Unknown

0 komentar :

Posting Komentar