Gerardus Mercator de Rupelmonde (1512 – 1594) Bapak Atlas Dunia
Written By Unknown on 22 Feb 2010 | 21.37
Di zaman seperti sekarang, sangat mudah bagi kita untuk melihat peta negara-negara di dunia. Cukup membuka atlas atau bola dunia (globe), dengan cepat kita bisa menunjuk negara beserta tata letaknya di belahan bumi ini. Adalah Gerardus Mercator (1512 – 1594), seorang ahli geografi yang paling berjasa dalam pembuatan peta atau yang biasa kita sebut sebagai atlas.
Gerardus Mercator lahir pada 5 Maret 1512 di Rupelmonde, Flanders (sekarang Belgia). Orang tuanya, pasangan Hubert dan Emerentia Kremer merupakan kaum miskin yang mengandalkan hidup dari penghasilannya sebagai pembuat sepatu. Meskipun hidup mereka sangat sederhana, atas dorongan dan bantuan Gisbert Kremer, paman Gerard yang merupakan pendeta di Rupelmonde dan berpendidikan di Louvain Univercity, Gerard bisa mengecap pendidikan di bangku sekolah. Benar saja, Gerard menjadi sangat pintar, bahasa Latin dia kuasai saat umurnya baru tujuh tahun. Sejak orang tuanya meninggal, Gerard mengganti namanya dari Gerardus Kremer menjadi Gerardus Mercator de Rupelmonde (Kremer dalam bahasa Jerman berarti Merchant, yang dalam bahasa Belanda berarti Mercator).
Pada 29 Agustus 1530, Gerard terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Louvain jurusan sastra dan filsafat. Hanya berselang dua tahun, Gerard lulus dari sana dengan gelar master. Di tahun 1534 dia kembali ke Louvain dan belajar matematika. Meskipun tidak memiliki latar ilmu ini, Gerard dengan cepat menguasai matematika. Berkat bantuan Gemma Frisius, Gerard dapat mengaplikasikan matematika dengan cosmography (ilmu falak), astronomi, serta geografi.
Peta pertama
Bersama Gemma Frisius dan Van der Heyden, Gerard membuat peta bumi (globe) di tahun 1536. Dengan pengaplikasian hitungan matematika serta data-data dari para pelayar dunia, tata letak negara-negara yang tercatat saat itu dicetak dan dipahat pada bongkahan tembaga. Kaisar Charles V sangat menyukai hasil kerja ini. Karya ini membuat ilmu matematika dapat terilustrasikan, serta menjadi tantangan para penjelajah untuk mencari tempat-tempat baru yang belum ditemukan sebelumnya.
Gerard menikahi Barbara Schelleken di bulan September 1536. Pada 31 Agustus 1537 lahirlah putera pertama mereka (di akhir hayatnya, Gerard menjadi ayah enam anak), Arnold Mercator. Di tahun itu pula Gerard dan koleganya terdahulu membuat peta bintang.
Peta yang diproduksi Gerard di tahun 1540 diberi nama The Map of Flanders, dibuat untuk tujuan politik karena pada saat itu terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan kota-kota independen dan kota-kota yang dilindungi (koloni). Pada akhirnya, di tahun 1541, Gerard mengeluarkan peta dunia yang pertama memakai garis lintang.
Masuk penjara
Tiga tahun berselang, Gerard ditahan di penjara Istana Rupelmonde, dengan tuduhan mendapat data dan informasi yang mencurigakan dalam membuat peta. Selama tujuh bulan, Gerard mendekam di sana, dan pada september 1544 akhirnya dia dibebaskan.
Sekeluarnya dari penjara, Gerard bekerja ekstrakeras karena keadaan ekonomi keluarga sangat minim. Beruntunglah dia berkenalan dengan John Dee yang mau bekerja sama dengannya. Dengan bantuan John, Gerard mampu menyelesaikan bola dunia dilengkapi posisi bintang-bintang dilangit dengan menggunakan model alam semesta yang dibuat Coppernicus pada 1551.
Sebuah bengkel kerja mengenai kartografi dibuka Gerard di Duisburg setahun kemudian. Faktanya, sebuah universitas yang mampu mengantisipasi kebutuhan dalam pembuatan peta, buku, globe, dan instrumen matematika di kota itu telah direncanakan. Universitas itu berdiri di tahun 1562 dan menjadikan Gerard seorang pakar geografi sekaligus pengajar di sana.
Di kota itu juga, pada Oktober 1554, Gerard menyelesaikan projek pembuatan peta Eropa terbaru. Peta yang cukup besar dengan ukuran 1,6 meter X 1,3 meter dan menggunakan rancangan proyeksi Johannes Stabius. Peta inilah yang mengubah hidupnya. Semua berubah drastis, kehidupan ekonomi hingga status sosial Gerard melambung. Berbagai pesanan peta serupa datang silih berganti.
Bersahaja
dan dermawan
Keadaannya yang jauh berubah itu, tak membuat Gerard lupa diri. Pengalaman masa kecilnya yang hidup susah membuat dia tetap hidup sederhana, bahkan sebagian harta yang didapatnya selalu dia sumbangkan untuk kaum miskin. Tak jarang di rumahnya, Gerard membuat jamuan khusus untuk orang-orang marginal itu.
Di tahun 1569, Gerard membuat peta dunia yang bisa dipasang di dinding dan disebut memakai namanya, The Mercator Projection. Peta ini sudah lengkap seperti peta yang kita lihat sekarang, sudah memakai garis lintang dan garis bujur. Selain itu, Gerard juga mengeluarkan buku kumpulan peta-peta buatannya yang disebutnya sebagai Atlas. Dinamai demikian untuk menghormati raja Mauritania, Atlas, yang terkenal sebagai ahli filsafat, matematika, dan astronomi. Kumpulan peta (atlas) ini banyak mengalami perbaikan tahun demi tahun.
Gerard mengalami stroke pada 5 Mei 1590 yang mengakibatkan tubuh bagian kirinya lumpuh. Keadaan ini membuat Gerard sangat frustrasi karena kini dia tak dapat lagi bekerja maksimal. Apalagi, ditambah matanya yang menjadi buta di tahun 1592. Keadaan bertambah parah ketika Gerard mengalami stroke yang kedua. Ia kehilangan kemampuan berbicara. Tak lama berselang, stroke yang ketiga membuat dia menutup mata untuk selama-lamanya diawal tahun 1594. Sebuah karya terakhir Gerard yang tak selesai berhasil diterbitkan anaknya di tahun 1595.
Waktu demi waktu, peta Gerard mengalami banyak pambaruan. Para ahli geografi saling melengkapi dan menambahkan banyak hal baru seiring penemuan-penemuan dan teknologi yang juga mengalami kemajuan.***
Nia Kurnianingsih
Guru Sains, Alumnus Dept. Biologi ITB
0 komentar :
Posting Komentar